Senja malam yang indah awan langit
berterangan berisi seluruh bintang-bintang lengkap sudah dengan besertanya
bulan. Tertampang kelap-kelip seperti tak punya Salah begitulah juga manusia
yang percaya diri mau jadi dirinya sendri tak mau mengusik Orang lain Memandang
lurus kedepan dengan apa yang dipunya tak melihat kekanan maupun kekiri seakan
Sehari-harinya terasa cerah raut Wajahnya yg begitu rupawan menandakan hidupnya
tak punya beban
“ Tapi tidak . . . . !!!
Semua itu belum tentu bisa Menjamin
100% yang hanya dilihat dari wajah dan keadaan semata.
Sesudahlah teman keseharian Dia bintang . . . . . bintang dan bulan.
Bulan dan bintang yang selalu ikut serta dalam malam yang gelap terang
gulita sepi berasa hidup sendiri tak ada Orang lain disekitarnya hanya ada aku
.
Aku, bulan bintang dan kenangan yang
ada disenja malam hari.
Kebersamaan bulan bintang serta diiringi langit biru dan aku sejenak mengusik,
mengobati rasa untuk berjumpa dengan
dirinya dan merasakan betapa dalam rasa saat bersama di dinginnya malam di
sambut suara jangkrik dan katak bersuara bertambah lengkaplah semua itu tak
terbayangkan.
Melihat keatas langit hati dan perasaanku lega tapi tak mungkin setiap malam
langit yang biru ada yang menghiasi gelapnya malam itu Mewakili perasaanku yang
tanpa dirinya tidak ada yang istimewa sedikit pun di hati dan Wajahku entah
kenapa juga selalu begitu.
“ Tapi mungkinkah selama Masa
hidupku akan terus menerus rasakan itu ????? ” tanya hatiku
“ Mungkin enggak mungkin juga
” kataku menangis
“ sabarlah . . . . . sabar
impianmu belum berakhir ” kata hatiku
Nada-nada jangkrik bersuara semakin keras, semakin . . . . . semakin pula
sakitnya hatiku ingin melihat dirinya.
Disudut-sudut langit bintang bertaburan tak ada satu pun untuk menandakan bahwa
bintang itu akan jatuh.
Mengharap bintang jatuh juga pula
mengharap kehadiran dirinya datang di dekatku .
Di jam-jam berlalu selalu mengharap
bintang jatuh
“ Apakah mungkin mengharap
bulan jatuh ” kataku
“ Bulan jatuh benar enggak
mungkin jugakan ” jawab hatiku
Di sela hari malam aku berfikir
“ Apakah ada pengganti dia ”
kata dalam hatiku .
“ Lihat saja hari-hari
berikutnya ”
Bergurau malam yang senja tak ada angin tak ada hujan hanya humparan
suara-suara hewan tak menentu hentian suara bergurau mengiringi hati dan jiwa
sepi tanpa dirinya .
Dia . . . . . Dia Apa bisa merasakan
apa yang aku Rasakan selama ini ????
Kalau memang dia masih mengingatku
sedikip pun aku yakin-seyakinnya yakinnya dalam perasaanku terhadapnya bahwa
dia bisa merasakan itu . tenang dan tenang lah bulan dan bintang selalu
ada seiring denganmu.
Jika kelak nanti aku mati untuk terakhir kalinya aku ingin melihatmu dekap aku
sebelim mataku terpejam Untuk selamanya .
Mengantarkan aku ketempat tidur
terakhirku dalam tangisan banyak Orang yang mencoba merelakan, melepas
kepergianku mengiklaskan Ragaku untuk kembali ke pada yang menciptakan
sebelumnya . aku hanya manusia biasa tak seperti Superman yang selalu
bisa terbang kesana kemari semaunya sendiri .
Aku, aku pasti akan mati
begitu juga dengan dirinya dan Manusia lainnya .
Tak kala yang hidup akan hidup terus yang mati pun akan hidup apa lagi yang
hidup pastinya bakalan mati entah Waktunya kapan, Detik ini . . . . . Hari ini
. . . . . mau pun nanti kita enggak tahu semua itu kapan akan terjadi sekarang
Jalani saja semua dengan baik terima kekurangan dan kelebihan yang telah dimiliki
tidak Memandang Orang lain Sebatas Mata belakang pandanglah dia lebih jauh agar
bisa mengerti bagaimana dengan dirinya .
Detik . . . . . Detik malam hariku selalu memandang ke arah bintang ketika
langit biru yang luas tanpa bintang tatiku pun ikut suram mungkin juga dengan
langit yang biasanya Cerah dengan bulan dn bintang mataku berkaca-kaca
Menghiasai Pipi dan Raut Wajahku yang tak berwarna yang Curam tak karuan .
Satu langit tak ada yang menghiasi tak ada dia tak ada Bulan dan bintang yang
menemaniku dimalam itu .
Hatiku panas seperti api yang sedang
Membara tak bisa padam kalau hanya Cuma di Lihat dan di pandang dari Mata,
semua itu butuh Perbuatan dan akal pikiran untuk melelehkan menjadi padam tidak
berkobaran meluas kesekitar .
Semata-mata yang ada hanya Dia dirinya seorang
“ Oouhhhhhhhh . . . . . So
sweetttttttttttt ” kataku
Seketika Jam berganti bersertaan
Detik-detiknya tak lelah menanti dan menantinya tak bosan mengharapnya tak
Jenuh menunggu kehadirannya Sepanjang Malam yang ku lalui Bersama bintang dan
bulan tak sedikit aku tak memikirkan dia selalu .
Tanpa Dia tahu apa maksudku tentang kelakuan dan sifatku jadi tak menentu
“ Mengapa dulu harus mengenalnya
kalau akhirnya jadi berantakan tak menentu .
Kenapa juga harus ada perkenalan
kalau akhirnya ada penyesalan tapi tanpa adanya itu aku tidak bisa merasakan
senang sedihnya saat dengannya biar pun akhirnya jadi begini .
Aku Melihat bulan dan bintang
biasanya Dia juga melihat sebagai tanda kesatuan kita .
“ Sekarang Mottoku : Yang
Lalu biarlah berlalu mari kita buka Lembaran baru ”
Lupakanlah Opsesi dan Ambisumu semua
cukup berakhir sampai disini .
Biar kata kamu ingin membenciku .
Ikutilah setiap lamgkah gerak-gerik langkah kakimu kedepan supaya lebih
mengerti keadaan enggak egois dan pengen menang sendiri .
Pahamilah Alam sekitar Merasakan
segarnya Alam yang ada . Sejuknya hembusan angin yang berhembus Sepoy . .
. . . Sepoy menyegarkan Badan dan Rasa beban hilang sesaat terbawa Angin entah
jauh kemana Arahnya .
Bergurau Riang hati tentram seakan
terbang Melayang jauh ke awan Mengelilingi dunia dengan Riang tanpa Beban
pikiran . Memandang semua Alam dengan sesaat, tapi hanya engkau tahu
bahwa itu hanya sebuah khayalan tingkat tinggi yang tidak Memungkinkan jadi
kenyataan .
Jangan berlebih-lebihan dalam
menjalani hidup tidak akan yang ada akan Musnah dengan di hitung beberapa Detik
demi detik . Berusahalah untuk bisa dari pada tidak mencoba sama sekali
tidak pantang menyerah selalu optimis menuju hidup yang damai berkecukupan
membantu sekitar seketika membutuhkan .
Setelah malam berlalu berganti malam lagi bersama kenangan, Bulan dan bintang
beserta langit biru pagi menjelang siang pun tiba hawa panas membara sesaat
Matahari bersinar cerah dalam panasnya Alam Merasuk kedalam yang menyelimuti
badan bersmaan Aktifitas yang sedang di lakulan tak kenal waktu pagi, siang dan
malam .
Di sela siang hari yang dirasakan
panas . . . . . hanya panas yang membara yg menyebabkan hatiku gelisah karna
dirinya sesaat dia bersama Orang lain Rasanya Hatiku panas terbakar api cemburu
yang buta.
Membutakan hatiku untuk tidak
membuka perasaanku ke Orang lain.
“ Ya sudahlah ” dalam hatiku
Dia ya Dia , Aku ya Aku !!!!!!!!!!!!
Perasaan dan Hatiku yang sudah
membara jauh diikuti hari siang yang Rasanya pun tidak kalah dengan panasnya
siang hari yg begitu panas .
“ Sekarang atau pun nanti Aku
tidak akan pernah membencimu ” kata hatiku
Tidak seperti api yang begitu saja
Meninggalkan Abunya ”
Terimakasih untuk Dia yang pernah
mau singgah dihatiku biar pun sampai sekarang aku masih merasakan sesuatu di
dirimu seaka Hatiku yang membara .
created by: Ria Nurlina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar